Assalamu’alaikum Warohmatulloh Wabarokaatuh,
Alhamdulillah Bini’mati Tatiimussholihah, Puji dan Syukur
senantiasa kita panjatkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang tidak ada yang
patut di Ibadahi dan menjadi tempat bergantung selain Dia, Sholawat dan Salam
senantiasa kita sampaikan kepada Baginda Semesta Alam, Manusia Terbaik di Alam
Semesta ini sejak diciptakan yakni Baginda Rasulullah Shollalloohu ‘Alaihi
Wasallam.
Tekad adalah sebuah pegangan hidup untuk mencapai tujuan hidup yang
telah kita buat sebelumnya, tekad berarti kemauan (kehendak) yang pasti;
kebulatan hati, iktikad, memasang tekad, dan sudah bulat tekadnya. Manusia yang
hidup tanpa tekad layaknya seperti tanpa harapan hidup, hidupnya tak terarah
dan tak punya pendirian, karena dasarnya manusia hidup nya bisa teratur salah
satunya karena mempunyai tekad.
Apa yang sudah kita rencanakan di awal tentunya layak bagi kita
perjuangkan dan sehingga tujuan atau cita-cita itu bisa raih. Dan tercapai nya
tujuan hidup atau cita-cita adalah salah satu sukses nya dalam hidup kita.
Terkadang dalam hidup kita banyak peristiwa yang membuat kita gentar
dan menyerah untuk mempertahankan tekad yang kita buat di awal, baik dari
faktor internal maupun eksternal, karena dua faktor ini seringkali merubah pola
pikir atau pandangan seorang manusia. Terutama faktor eksternal seperti, ajakan
– ajakan dari teman – temannya, melihat pola hidup orang lain, rasa gensi
ataupun iri, atau karena memang lingkungan teman – temannya sendiri, seperti
yang Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi Wasallam dalam Hadist nya :
الرَّجُلُ
عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
“Seseorang itu tergantung pada agama
temannya. Oleh karena itu, salah satu di antara kalian hendaknya memperhatikan
siapa yang dia jadikan teman (HR Abu Dâwud no. 4833 dan at-Tirmidzi no. 2378.”
(ash-Shahîhah no. 927)
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ
الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا
أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ،
وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا
خَبِيثَة“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)
Dari 2 Hadist diatas jelas lah bahwa pengaruh dari pergaulan dengan teman kepada sifat dan pribadi kita, juga bepengaruh terhadap tekad hidup kita. Dan karena itulah kita harus mempunyai prinsip hidup yang teguh, dan mencari teman yang bisa membantu kita meraih tujuan hidup kita.
Bisa jadi karena lingkungan yang kurang baik, pribadi kita yang asalnya terdidik dengan baik berubah dengan cepat menjadi kurang baik. Yang asalnya kita bersemangat dalam beribadah menjadi malas beribadah seperti teman – temannya, yang asalnya kita rajin menjadi malas, yang asalnya kita dilatih untuk jujur menjadi suka berbohong, dari poin – poin ini jelas lah penting mencari lingkungan bergaul yang baik.
Dikutip dari sebuah kultum dari seorang Dosen UIN Sunan Gunung Djati yakni ayahanda Cecep Anwar, M.Ag., bahwa pentingnya kita untuk mempertahankan kebiasaan baik yang dibiasakan sejak kecil walaupun lingkungan – lingkungan selalu berubah rubah karena berbagai urusan pekerjaan maupun pendidikan, kebiasaan baik yang diajarkan oleh orang tua, guru – guru kita alangkah baiknya tetap dipertahankan agar kebarokahan atau manfaat – manfaar hidup kita karena kebiasaan baik kita terus bisa terjaga.
Allah Berfirman dalam Al-Qur’an Al-Karim :
هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ
“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).” (QS. Ar Rahman : 60)
لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ
“Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik.” (QS. An-Nahl : 30)
Kesimpulannya jika kita punya niat untuk melakukan sesuatu yang baik segerakanlah, dan jika terbesit dalam hati kita dalam melakukan sesuatu yang kurang baik segeralah batalkan niat itu. Ingatlah, segala apa yang kita lakukan semuanya dicatat oleh 2 malaikat disamping kita hal ini dijelaskan oleh Allah dalam Al-Qur’an :
إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ
الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ (17) مَا يَلْفِظُ
مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ (18)
Wahai manusia, ingatlah ketika dua malaikat
yang ditugaskan mencatat amal setiap amal manusia saling bertemu. Yang satu
berada di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kirinya. Tidak ada suatu
kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya Raqib dan Atid.
(QS. Qaaf: 17–18).
dan semuanya ada perhitungan nya kelak di
akhirat, sesuai yang dijelaskan oleh Rasulullah Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam
dalam Hadistnya :(QS. Qaaf: 17–18).
لَا تَزُوْلُ قَدَمَا ابْنِ آدَمَ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ عَنْ عُمْرِهِ
فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ
اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ.
“Tidak
akan bergeser kedua kaki anak Adam di hari kiamat dari sisi RabbNya, hingga dia
ditanya tentang lima perkara (yaitu): tentang
umurnya untuk apa ia habiskan, tentang
masa mudanya untuk apa ia gunakan, tentang
hartanya dari mana ia dapatkan, dan dalam
hal apa (hartanya tersebut) ia belanjakan serta apa saja
yang telah ia amalkan dari ilmu yang dimilikinya.”
(HR. at-Tirmidzi no. 2416, ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir jilid 10 hal 8
Hadits no. 9772 dan Hadits ini telah dihasankan oleh Syaikh Albani dalam Silsilah
al-AHadits ash-Ashahihah no. 946)Semoga kita tetap Istiqomah dalam jalan kebenaran, jalan yang diridhoi oleh Allah Subhanahu Wata’ala Aamiin Yaa Rabb. Sekian dari Saya, yang benar datangnya dari Allah dan apabila salah datang nya dari Saya pribadi.
Wassalamu’alaikum Warohmatulloh Wabarokaatuh