Indonesia Ternyata Negeri Saba' , benua Atlantis yang Hilang
Indonesia selain dikenal sebagai pewaris Peradaban Benua Atlantis yang hilang, dikenal juga sebagai Pusat Peradaban Negeri Saba’
Ada pembahasan yang cukup menarik dan
sekaligus sangat menggelitik pikiranku, yaitu seperti yang pernah saya
baca mengenai sebuah kajian tentang “INDONESIA NEGERI SABA” yang
disampaikan oleh KH. Fahmi Basya, Beliau menggambarkan begitu detil
sekali berawal dari pembahasaan Al-Qur’an Surat Saba’ ayat 18 sebagai
berikut:
وَجَعَلْنَا بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ الْقُرَى الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا قُرًى ظَاهِرَةً وَقَدَّرْنَا فِيهَا السَّيْرَ سِيرُوا فِيهَا
لَيَالِيَ وَأَيَّامًا آمِنِينَ
Dan Kami jadikan antara mereka dan
antara negeri-negeri yang Kami limpahkan berkat kepadanya, beberapa
negeri yang berdekatan dan Kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak-jarak) perjalanan. Berjalanlah padanya beberapa malam dan siang dengan aman.
[QS. Saba'/34: 18]
[QS. Saba'/34: 18]
Oleh : Prof. Dr. H. PRIYATNA ABDURRASYID, Ph.D.
MUSIBAH alam beruntun dialami Indonesia. Mulai dari tsunami di Aceh hingga yang mutakhir semburan lumpur panas di Jawa Timur. Hal itu mengingatkan kita pada peristiwa serupa di wilayah yang dikenal sebagai Benua Atlantis. Apakah ada hubungan antara Indonesia dan Atlantis?
Gambaran tentang Benua Atlantis sepenuhnya bersumber dari Catatan Plato (427 – 347 SM) dalam dua karyanya, yaitu Timaeus dan Critias. dalam bukunya yang diberi judul Timaeus, Plato bercerita sangat menarik tentang Atlantis, Berikut ini kutipannya:
“ Di hadapan Selat Mainstay Haigelisi, ada sebuah pulau yang sangat besar, dari sana kalian dapat pergi ke pulau lainnya, di depan pulau-pulau itu adalah seluruhnya daratan yang dikelilingi laut samudera, itu adalah kerajaan Atlantis. Ketika itu Atlantis baru akan melancarkan perang besar dengan Athena, namun di luar dugaan, Atlantis tiba-tiba mengalami gempa bumi dan banjir, tidak sampai sehari semalam, tenggelam sama sekali di dasar laut, negara besar yang melampaui peradaban tinggi, lenyap dalam semalam.”
Terjemahan Latin Timaeus, dibuat pada abad pertengahan.
Plato menyatakan bahwa puluhan ribu tahun lalu terjadi berbagai letusan gunung berapi secara serentak, menimbulkan gempa, pencairan es, dan banjir. Peristiwa itu mengakibatkan sebagian permukaan bumi tenggelam. Bagian itulah yang disebutnya benua yang hilang atau Atlantis.
Penelitian mutakhir yang dilakukan oleh Prof. Arysio Nunes dos Santos, seorang atlantolog, geolog, dan fisikawan nuklir asal Brazil, menegaskan bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Setelah melakukan penelitian selama 30 tahun, ia mempublikasikan hasil penelitiannya dalam sebuah buku : Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato’s Lost Civilization (2005). Santos menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.
Konteks Indonesia
Bukan kebetulan ketika Indonesia pada tahun 1958, atas gagasan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja melalui UU no. 4 Perpu tahun 1960, mencetuskan Deklarasi Djoeanda. Isinya menyatakan bahwa negara Indonesia dengan perairan pedalamannya merupakan kesatuan wilayah nusantara. Fakta itu kemudian diakui oleh Konvensi Hukum Laut Internasional 1982. Merujuk penelitian Santos, pada masa puluhan ribu tahun yang lalu wilayah negara Indonesia merupakan suatu benua yang menyatu. Tidak terpecah-pecah dalam puluhan ribu pulau seperti halnya sekarang.
Santos menetapkan bahwa pada masa lalu itu Atlantis merupakan benua yang membentang dari bagian selatan India, Sri Lanka, Sumatra, Jawa, Kalimantan, terus ke arah timur dengan Indonesia (yang sekarang) sebagai pusatnya. Di wilayah itu terdapat puluhan gunung berapi yang aktif dan dikelilingi oleh samudera yang menyatu bernama Orientale, terdiri dari Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Teori Plato menerangkan bahwa Atlantis merupakan benua yang hilang akibat letusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus. Pada masa itu sebagian besar bagian dunia masih diliput oleh lapisan-lapisan es (era Pleistocene). Dengan meletusnya berpuluh-puluh gunung berapi secara bersamaan yang sebagian besar terletak di wilayah Indonesia (dulu) itu, maka tenggelamlah sebagian benua dan diliput oleh air asal dari es yang mencair. Di antaranya letusan gunung Meru di India Selatan dan gunung Semeru / Sumeru / Mahameru di Jawa Timur. Lalu letusan gunung berapi di Sumatera yang membentuk Danau Toba dengan pulau Somasir, yang merupakan puncak gunung yang meletus pada saat itu. Letusan yang paling dahsyat di kemudian hari adalah gunung Krakatau (Krakatoa) yang memecah bagian Sumatera dan Jawa dan lain-lainnya serta membentuk selat dataran Sunda.
Atlantis berasal dari bahasa Sanskrit Atala, yang berarti surga atau menara peninjauan (watch tower) , Atalaia (Potugis), Atalaya (Spanyol). Plato menegaskan bahwa wilayah Atlantis pada saat itu merupakan pusat dari peradaban dunia dalam bentuk budaya, kekayaan alam, ilmu/teknologi, dan lain-lainnya. Plato menetapkan bahwa letak Atlantis itu di Samudera Atlantik sekarang. Pada masanya, ia bersikukuh bahwa bumi ini datar dan dikelilingi oleh satu samudera (ocean) secara menyeluruh.
Ocean berasal dari kata Sanskrit ashayana yang berarti mengelilingi secara menyeluruh. Pendapat itu kemudian ditentang oleh ahli-ahli di kemudian hari seperti Copernicus, Galilei-Galileo, Einstein, dan Stephen Hawking.
Peta Atlantis menurut Arysio Nunes dos Santos dalam bukunya Atlantis, The Lost Continent Finally Found terletak di Indonesia.
Santos berbeda dengan Plato mengenai lokasi Atlantis. Ilmuwan Brazil itu berargumentasi, bahwa pada saat terjadinya letusan berbagai gunung berapi itu, menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera sehingga luasnya bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunung berapi tersebut membebani samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekanan luar biasa kepada kulit bumi di dasar samudera, terutama pada pantai benua. Tekanan ini mengakibatkan gempa. Gempa ini diperkuat lagi oleh gunung-gunung yang meletus kemudian secara beruntun dan menimbulkan gelombang tsunami yang dahsyat. Santos menamakannya Heinrich Events.
Dalam usaha mengemukakan pendapat mendasarkan kepada sejarah dunia, tampak Plato telah melakukan dua kekhilafan, pertama mengenai bentuk / posisi bumi yang katanya datar. Kedua, mengenai letak benua Atlantis yang katanya berada di Samudera Atlantik yang ditentang oleh Santos. Penelitian militer Amerika Serikat di wilayah Atlantik terbukti tidak berhasil menemukan bekas-bekas benua yang hilang itu. Oleh karena itu tidaklah semena-mena ada peribahasa yang berkata, “Amicus Plato, sed magis amica veritas.” Artinya,”Saya senang kepada Plato tetapi saya lebih senang kepada kebenaran.”
Namun, ada beberapa keadaan masa kini yang antara Plato dan Santos sependapat. Yakni :
pertama, bahwa lokasi benua yang tenggelam itu adalah Atlantis dan oleh Santos dipastikan sebagai wilayah Republik Indonesia.
Kedua, jumlah atau panjangnya mata rantai gunung berapi di Indonesia. Di antaranya ialah Kerinci, Talang, Krakatoa, Malabar, Galunggung, Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo, Agung, Rinjani. Sebagian dari gunung itu telah atau sedang aktif kembali.
Ketiga, soal semburan lumpur akibat letusan gunung berapi yang abunya tercampur air laut menjadi lumpur. Endapan lumpur di laut ini kemudian meresap ke dalam tanah di daratan. Lumpur panas ini tercampur dengan gas-gas alam yang merupakan impossible barrier of mud (hambatan lumpur yang tidak bisa dilalui), atau in navigable (tidak dapat dilalui), tidak bisa ditembus atau dimasuki. Dalam kasus di Sidoarjo, pernah dilakukan remote sensing, penginderaan jauh, yang menunjukkan adanya sistim kanalisasi di wilayah tersebut. Ada kemungkinan kanalisasi itu bekas penyaluran semburan lumpur panas dari masa yang lampau.
Bahwa Indonesia adalah wilayah yang dianggap sebagai ahli waris Atlantis, tentu harus membuat kita bersyukur. Membuat kita tidak rendah diri di dalam pergaulan internasional, sebab Atlantis pada masanya ialah pusat peradaban dunia. Namun sebagai wilayah yang rawan bencana, sebagaimana telah dialami oleh Atlantis itu, sudah saatnya kita belajar dari sejarah dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan mutakhir untuk dapat mengatasinya.***
Indonesia Negeri Saba’
Ternyata berdasarkan hasil riset Lembaga
Studi Islam dan Kepurbakalaan yang dipimpin oleh KH. Fahmi Basya, dosen
Matematika Islam UIN Syarif Hidayatullah, bahwa sebenarnya “CANDI
BOROBUDUR” adalah bangunan yang dibangun oleh “TENTARA NABI SULAIMAN”
termasuk didalamnya dari kalangan bangsa Jin dan Setan yang disebut
dalam Alqur’an sebagai “ARSY RATU SABA”, sejatinya PRINCES OF SABA atau
“RATU BALQIS” adalah “RATU BOKO” yang sangat terkenal dikalangan
masyarakat Jawa, sementara patung-patung di Candi Borobudur yang selama
ini dikenal sebagai patung Budha, sejatinya adalah patung model bidadara
dalam sorga yang menjadikan Nabi Sulaiman sebagai model dan berambut
keriting. Dalam literatur Bani Israel dan Barat, bangsa Yahudi dikenal
sebagai bangsa tukang dan berambut keriting, tetapi faktanya justru Suku
Jawa yang menjadi bangsa tukang dan berambut keriting ( perhatikan
patung Nabi Sulaiman di Candi Borobudur ).
Hasil riset tersebut juga menyimpulkan
bahwa “SUKU JAWA” disebut juga sebagai “BANI LUKMAN” karena menurut
karakternya suku tersebut sesuai dengan ajaran-ajaran LUKMANUL HAKIM
sebagaimana tertera dalam Alqur’an. Perlu diketahui bahwa satu-satunya
nabi yang termaktub dalam Alqur’an, yang menggunakan nama depan SU hanya
Nabi Sulaiman As dan negeri yang beliau wariskan ternyata secara
kebetulan diperintah oleh keturunannya yang juga bernama depan SU yaitu
Sukarno, Suharto, dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) serta meninggalkan
negeri bernama SLEMAN di Yogyakarta – Jawa Tengah. Nabi Sulaiman As
mewarisi kerajaan dari Nabi Daud As yang dikatakan didalam Alqur’an
dijadikan Khalifah di Bumi ( menjadi Penguasa Dunia dengan Benua
Atlantis sebagai Pusat Peradabannya), Nabi Daud juga dikatakan raja yang
mampu menaklukkan besi (membuat senjata dan gamelan dengan tangan,
beliau juga bersuara merdu) dan juga menaklukkan gunung hingga dikenal
sebagai Raja Gunung. Di Nusantara ini yang dikenal sebagai Raja Gunung
adalah “SYAILENDRA” , menurut Dr. Daoed Yoesoef nama Syailendra berasal
dari kata saila dan indra, saila = gunung dan indra = raja.
Jadi sebenarnya Bani Israel yang
sekarang menjajah Palestina bukan keturunan Israel asli yang hanya
terdiri 12 suku, tapi mereka menamakan diri suku ke 13 yaitu Suku Khazar
(yang asalnya dari Asia Tengah) hasil perkawinan campur Bani Israel
yang mengalami diaspora dengan penduduk lokal, posisi suku Khazar ini
mayoritas di seluruh dunia. Sedang Yahudi asli Telah menghilang yang
dikenal sebagai suku-suku yang hilang “The Lost Tribes” yang mana mereka
pergi ke timur dan banyak yang menuju ke “THE PROMISED LAND” yaitu
Indonesia....dan Nusantara
Dan kalau kita merunut lagi kembali
seperti apa yang telah disampaikan oleh KH. Fahmi Basya tentang Candi
Borobudur, maka akan semakin tampak jelas bahwa ketika beliau
menjelaskan tentang Negeri Saba’ disitu dikatakan bahwa sebuah
pemerintahan yang sangat kuat karena dipimpin oleh Nabi Sulaiman As dan
Ratu Balqis dari hasil riset dengan di dukung oleh data-data yang ada,
maka terbukti bahwa NEGERI SABA’ itu adalah INDONESIA dengan pusat
pemerintahan di Jawa dan ARSY SABA’ yang dipindahkan atas perintah Nabi
Sulaiman As adalah Candi Borobudur yang dipindahkan dari Istana Ratu
BOKO, dan NEGERI SABA’ inilah yang kemudian dikatakan oleh KH Fahmi
Basya ada kemiripan antara Cerita dengan BENUA ATLANTIS yang hilang itu.
Dan sungguh luar biasa kalau fakta itu benar, berarti Negeri ini telah
mewarisi peradaban besar bangsa-bangsa.
Kembali ke pembahasan tentang
NEGERI SABA’ ada 15 (lima belas) point penting yang menjadi bukti
berdasarkan Al-Qur’an bahwa SABA’ itu ada di pulau Jawa (Indonesia) dan
bukan di YAMAN!
1. Di buku-buku Ilmu Sejarah kita disebutkan bahwa Candi Borobudur didirikan pada abad ke-7 Masehi, tetapi menurut Teori paruh waktu ,
bahwa penelitian terhadap batu candi tersebut tidak bisa dihitung
umurnya dengan Isotop C (Carbon). Sehingga bisa ditarik Hipotesa, bahwa
Candi Borobudur tidak dibuat pada abad ke-7 Masehi.
Candi Borobudur
2. Adanya phenomena angka 19 di Candi
Borobudur. Adapun mengenai phenomena angka 19 itu terdapat di dalam
Alqur’an berasal dari kalimat Bismillaahirrahmaanirrahiim yang terdiri dari 19 huruf. Kalimat Bismillaahirrahmaanirrahiim ini yang memperkenalkannya kepada kita adalah nabi Sulaiman As. ketika beliau berkirim surat kepada Ratu Saba’
Kop Surat dari Surat nabi Sulaiman As itu adalah kalimat Bismillaahirrahmaanirrahiim .
Isi suratnya adalah: ” Alla ta’luu ‘alaiyya, wa’tuunni muslimiin ” ( Jangan menyombong kepadaku dan datanglah kepadaku dengan berserah diri
). Dan perlu diketahui surat itu sampai sekarang masih ada yaitu di
Musium Nasional berupa lempengan emas bertuliskan Bismillah, surat itu
awalnya ditemukan dikolam dekat Candi borobudur.
Jadi, dapat dikatakan bahwa phenomena 19
itu sudah diketahui oleh Nabi Sulaiman As. Oleh sebab itu di Candi
borobudur ada phenomena 19.
Phenomena angka 19
3. Adanya phenomena posisi tiga buah candi terletak segaris lurus, yaitu: Candi Borobudur, Pawon dan Mendut.
Karena yang membuat Candi Borobudur itu
bukan manusia saja, tetapi juga Jin, maka segaris lurusnya tiga candi,
yaitu Borobudur, Pawon dan Mendut, bukanlah hal kebetulan. karena Jin
bisa melihatnya dari atas.
Untuk apa mereka membuat ketiga candi itu segaris lurus?
Untuk membuat gambar Gerhana. Dengan
demikian mereka memberitakan bahwa Borobudur itu gambar Matahari, Pawon
itu gambar Bulan dan Mendut adalah gambar Bumi. Itu sebab Mendut
mewakili Manusia. Disana ada sebuah patung Manusia sebagai wakil
penduduk bumi adalah manusia.
Mengapa Borobudur itu gambar Matahari.?
Karena Ya..si Ratu Saba’ itu dulunya kan penyembah Matahari, jadi ‘Arsy
dia itu ada nuansa mataharinya.
4. Diceritakan pula di dalam Al-qur’an
istananya berbentuk piring-piring dan patung-patung, sementara itu candi
borobudur berbentuk piring dan banyak patung-patungnya, disinyalir
patung Nabi Sulaiman As.
5. Candi Borobudur adalah peninggalan
Nabi Sulaiman As. dan Indonesia adalah negeri SABA yg diceritakan
Al-qur’an dalam surat As-Saba (34). karenanya ada nama daerah Sleman di
DI. Yogyakarta – Jawa Tengah yang diambil dari nama Nabi Sulaiman As.
Peta Sleman DI Yogyakarta
6. Sementara itu masih di kota Jogjakarta, tepatnya di daerah Prambanan ada candi ratu Boko yang di ambil dari nama Ratu Bulqo/Bilkis.
Candi ratu Boko
Kolam Pemandian di Candi ratu Boko
7. Di dalam Qur’an Surat As-Saba
tanda-tanda daerahnya ada buah pahit, sementara disekitar candi
borobudur ada buah: Mojo Pahit. bahkan sebuah kerajaan besar yang pernah
jaya di pulau jawa dulu rela menamakan kerajaannya dengan nama Kerajaan
Majapahit.
Peta Kesultanan Islam Majapahit
8. Lalu diceritakan di dalam Al-qur’an
lagi: bahwa daerah Saba’ dikelilingi dua hutan, sementara itu Borobudur
disana ada daerah Wanagiri dan WanaSABA, dimana dalam kamus bahasa jawa
kawi; wana = hutan, saba = pertemuan.
9. Dimana seperti dalam Alqur’an Nabi Sulaiman menggunakan dua lembar kain dan kain yang luar adalah sutra seperti patung di candi yang terdapat lipatan sutra.
10. Diceritakan lagi di Nabi Sulaiman sering beristirahat dan berlibur di pantai sebelah timur negeri Saba, sementara di sebelah timur Indonesia deket papua ada pulau Solomon, yang di ambil dari nama Nabi Sulaiman As.
11. Relief-relief di candi mengambarkan cerita tentang Nabi Sulaiman diantaranya gambar burung yang mengantar surat kepada ratu Bilkis.
Sedangkan relief yang bergambar burung berkepala manusia, memberikan penjelasan bahwa burung hud-hud tersebut bisa berbicara dengan Nabi Sulaiman.
12. Di dalam Al-Qur’an surat As-Saba’
diceritakan negeri SABA telah di azab Allah karena penduduknya kufur dan
tidak beriman, yaitu berupa dengan mengirim banjir besar yang
menghancurkan negeri Saba’ menjadi berkeping-keping. Karenanya hanya
Indonesia-lah satu-satunya negara di Dunia yang mempunyai 17.000 pulau
lebih.
13. Indonesia adalah negeri SABA yang hilang, yang oleh Plato dan para ilmuwan barat diistilahkan benua Atlantis yang hilang.
14. Diantara Ribuan jumlah para Nabi,
hanya Nabi Sulaiman As yang mempunyai nama Jawa yang berawalan “SU”,
sebagaimana Suparmin, Suharto, Sukarno, Supratman, Sulistyono dll.
Nama jawa (Misal: SUlistiyono)
15. Adanya angin muson di Indonesia semakin menguatkan bukti bahwa Indonesia adalah negeri Saba’.
Dan masih banyak lagi fakta-faktanya yang lain.!
Nah kalau hasil penelitian ini benar
adanya, bahwa yanag dimaksud dengan Negeri Saba’ adalah Indonesia hasil
peninggalan Nabi Sulaiman As dan Ratu Bulqis. Sungguh luar biasa bangsa
ini, kita telah mewarisi peradaban yang mulia itersebut. Wallahu ‘alam bissawaab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar